Budaya  

Ritual yang Sering Dilakukan Oleh Masyarakat Jelang Satu Suro

source: minews.id

Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya masih mempercayai berbagai hal magis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor misalnya warisan turun temurun suatu suku atau nenek moyang. Berbagai kegiatan digelar untuk memperingatinya baik secara pribadi maupun kelompok.

Ritual yang Dilakukan Secara Jelang Satu Suro

Jika dalam penanggalan masehi 1 januari merupakan awal tahun, berbeda dengan Hijriah yaitu kalender Islam. Permulaan tahunnya dimulai dari 1 muharram yang didasarkan pada sistem dari Khalifah Umar bin Khattab. Seiring berjalannya waktu terdapat pandangan di masyarakat, berikut alasannya:

1. Menggiatkan Ziarah Kubur

source: suara.com

Ziarah kubur merupakan kegiatan yang mengingatkan pada kematian sehingga memberikan nilai positif agar manusia tidak terlalu cinta terhadap dunianya. Budaya satu ini juga sering diterapkan ketika sebelum memasuki bulan Ramadhan dan menyambut syawal tepatnya tanggal 28 atau 29 puasa.

Kegiatan ziarah kubur umumnya dilakukan dengan mengajak sanak saudara lainnya untuk saling mendoakan para pendahulu supaya tenang di alam kekal. Namun tidak jarang ada praktik penyelewengan misalnya meminta kekayaan, kejayaan, dan masih banyak lainnya.

2. Menyiapkan Sesaji Bunga Setaman

source: jawapos.com

Tradisi ini masih sering dilakukan oleh beberapa orang yang berkaitan dengan kekuatan supranatural. Setiap bunga di dalamnya memiliki makna filosofis tersendiri, pasangan untuk penerapannya terdapat beberapa pendapat muli dari untuk menghormati leluhur dan menyediakan makanan makhluk halus.

Tidak jarang seseorang menambahnya dengan wewangian yang dicampurkan ke dalam bunga setaman. Pembungkusnya kerap kali menggunakan bahan ramah lingkungan berupa daun pisang. Nantinya akan ditempatkan di lokasi sesuai keyakinan misalnya pada pojok ruangan atau batuan besar.

3. Jamasan Pusaka

source: cdn.com

Bagi pemilik senjata peninggalan zaman dahulu berupa apapun mulai dari keris atau benda yang memiliki kekuatan supranatural, biasanya mereka akan melakukan ritual khusus. Memandikannya menggunakan taburan bunga setaman menjadi cara yang sering ditempuh oleh masyarakat luas.

Selain bertujuan menghormati peninggalan leluhur, prosesi ini juga bertujuan untuk merawat buah hasil karya cipta dalam bidang seni dan keterampilan. Sebab berkembangnya pandangan bahwa orang di masa lalu sangat sakti, maka dipercaya benda-benda tersebut mengandung kekuatan tersendiri.

4. Larung Sesaji

source: nusabali.com

Setiap daerah memiliki tradisi tertentu termasuk larung sesaji pada bulan suro. Ada berbagai tujuan di dalamnya misalnya untuk meminta keamanan, terhindari dari penyakit, perekonomian membaik, serta kebaikan lainnya. Isian yang terdapat di dalamnya beragam tergantung dari adat masing-masing daerah.

Tidak jarang yang memberikan kepala kerbau yang kemudian dilarung lengkap dengan bahan tambahan seperti bunga setaman, hasil bumi, dan ayam cemani. Kegiatan seperti ini selalu dirutinkan setiap tahunnya karena tersebar keyakinan yaitu ketika tidak melaksanakannya maka akan menimbulkan efek buruk

5. Topo Bisu

source: solopos.com

Mulutmu harimaumu, merupakan salah satu pepatah yang sampai saat ini sering diucapkan. Makna di dalamnya sangat mendalam mengenai mengendalikan lidah agar tidak sampai menyakiti orang lain. Begitu pula dengan adat jawa topo bisu yaitu membisu dalam artian tidak mengeluarkan kata-kata buruk.

Suro atau muharram dalam Islam merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dan doa-doa lebih mudah terkabul. Oleh karenanya masyarakat dianjurkan untuk selalu mengendalikan perkataan agar tidak terjadi hal buruk. Dengan menjaga perkataan selama satu bulan, diharapkan akan menjadi kebiasaan.

6. Siraman Malam Satu Suro

source: goodnewsfromindonesia.id

Kegiatan siraman sendiri sering dilakukan oleh beberapa masyarakat dengan tujuan tertentu. Jika berkaitan dengan bulan suro biasanya akan ditambah beberapa macam bunga tergantung dari kepercayaan masing-masing. Penyelenggaraannya  bisa di rumah maupun sungai menggunakan tata cara tertentu.

Bagi orang yang mengerti mengenai ilmu mengenai supranatural seringkali melakukan profesinya sendiri. Sedangkan jika memiliki guru atau pemimpin berpengaruh maka mereka yang akan menyiramkan air menggunakan gayung dari batok kelapa. Mayoritas praktikum ini dilaksanakan oleh para pria.

Itulah penjelasan singkat mengenai ritual dilakukan oleh masyarakat terutama adat jawa untuk berbagai tujuan. Meski dunia semakin modern namun tradisi seperti ini masih dilaksanakan secara turun temurun oleh anak-cucu dan keturunanya. Prosesnya mungkin bisa berbeda-beda setiap jenisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *