Istilah Gotong Royong di Beberapa Wilayah Indonesia

Makna kultural yang dipahami masyarakat, gotong royong adalah kegiatan bantu-membantu yang dilakukan bersama-sama dengan banyak orang. Sejak dulu pekerjaan ini menjadi tradisi masyarakat. Namun, istilah gotong royong di beberapa wilayah Indonesia memiliki penyebutan yang berbeda-beda. 

Beberapa Istilah Gotong Royong di Indonesia

Indonesia memiliki ragam bahasa yang banyak. Anda akan menemukan kosa kata asing saat berkunjung ke daerah tertentu. Maka ada istilah yang berkata “Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa”. Termasuk gotong royong, setiap wilayah punya penyebutan yang berbeda-beda. Berikut ini ulasannya:

  1. Marsialapari

Istilah Marsialapari adalah penyebutan tradisi lokal yang ada di Mandailing Sumatera Utara. Lebih khusus, tradisi ini biasanya digunakan masyarakat untuk gotong royong dalam mengolah sawan atau perkebunan. Di mana mereka sukarela membantu tetangga atau saudara yang mengerjakan sawahnya.

Asal Marsialapari berawal dari dua suku kata, yaitu Alap dan Ari. ‘Alap’ artinya ‘memanggil’, sementara ‘Ari’ bermakna ‘Hari’. Lalu kedua kata tersebut ditambah dengan awalan ‘Mar’ yang bermaksud ‘Saling’ dan ‘Si’ adalah kata sambungnya. Jika diartikan keseluruhan, bermakna ‘Saling Menjemput Hari’.

  • Alak Tau

Alak Tau adalah semacam ritual masyarakat suku Dayak Rindang Benua untuk menjaga tradisi gotong royong. Kegiatan ini berbentuk ritual untuk menentukan hari baik dalam menanam. Biasanya mereka mengajak masyarakat lintas etnis lainnya untuk bergabung dalam lembaga besar adat Kutai Timur ini.

Ritual Aluk Tau dilaksanakan secara rutin dalam jangka waktu tertentu bertujuan agar padi yang ditanam tumbuh dengan subur dan terhindar dari gangguan hama. Kegiatan akan dipimpin oleh kepala adat, dengan menancapkan sebatang kayu runcing ke dalam tanah sebagai lubang bibit tanaman pertama.

  • Ngacau Gelamai

Wilayah Bengkulu memiliki tradisi gotong royong juga yang disebut Ngacau Gelamai. Istilah ini digunakan pada kegiatan mengaduk adonan untuk membuat makanan kecil (kudapan) bernama gelamai. Makanan ini berbentuk semacam dodol yang dimasak dalam proses pembuatan sekitar tujuh jam di tungku.

Tradisi membuat gelamai yang dilakukan bersama-sama ini adalah cara masyarakat mempertahankan kerukunan dengan gotong royong. Setiap lima belas menit sekali, mereka akan mengayun sendok kayu secara bergantian. Kegiatan ini tidak hanya diikuti orang dewasa, tapi juga remaja sampai anak-anak.

  • Nugal

Setelah dari Bengkulu sekarang ke Kalimantan Barat. Hampir seluruh wilayah ini memiliki aktivitas rutin tahunan yang dilakukan sebagian besar masyarakat. Kegiatan berupa pembersihan ladang sebagai calon ladang yang akan ditanam beberapa jenis tanaman, seperti jagung, padi, dan sayur-sayuran.

Nugal ini adalah tradisi gotong royong warisan turun temurun dari nenek moyang ke generasi anak cucu. Tidak hanya pada Nugal, aktivitas bantu-membantu ini juga dilakukan di semua kegiatan pertanian, seperti membuka lahan sampai masa memanen hasil (sebagian dibagi untuk yang sudah membantu).

  • Ngayah

Masyarakat Bali mempunyai tradisi gotong royong menyumbang yang disebut Ngayah. Menyumbang di sini bukan memberi dalam bentuk uang atau barang yang bernilai materi, tetapi sumbangan berupa tenaga atau jasa yang dilakukan secara sukarela kepada tetangga yang membutuhkan bantuan.

Tradisi ini menurut mereka juga bagian dari hal-hal yang diperintahkan agama. Ngayah bisa dilakukan setiap hari dan kapan saja. Jadi, tidak harus dilakukan pada tanggal tertentu. Menyapa tetangga, melakukan persiapan acara bersama-sama, membantu yang kesulitan, juga termasuk tradisi Ngayah.

  • Song Osong Lombhung

Song osong lombhung adalah istilah tradisi gotong royong masyarakat di beberapa wilayah Pulau Madura. Secara terminologi, istilah ini memiliki makna ‘Memikul Lumbung’. Semangat tradisi ini biasanya dapat ditemukan pada upacara-upacara tradisional seperti petik laut, membangun surau, dan lain-lain.

Menurut mereka, lumbung harus dipikul bersama-sama. Bukan sebab ukurannya yang besar, tetapi karena lumbung merupakan kepentingan dan kebutuhan semua warga. Hal ini juga berfilosofi menyelamatkan kepentingan diri sendiri dan banyak orang yang dilakukan dengan kebersamaan. 

Itulah beberapa istilah gotong royong di beberapa wilayah Indonesia. Tradisi ini sejak lama menjadi ruh dalam kehidupan bermasyarakat, karena membawa dampak positif bagi hubungan sesama manusia, seperti kerukunan, tumbuhnya rasa persaudaraan, kekeluargaan, dan kepedulian, dan lain sebagainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *